اَللهُ
اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ،
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ
الْحَمْدُ.
اْلحَمْدُ
لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا
الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad,
keluarga, dan para sahabatnya yang setia.
Kami hadir di hadapan kalian pada
momen yang penuh berkah, yaitu Idul Adha tahun ini. Idul Adha mengingatkan kita
akan kisah pengorbanan dan perjuangan Nabi Ibrahim (Abraham) yang diabadikan
dalam Alquran. Ayat-ayat Alquran memberikan hikmah dan pelajaran yang berharga
tentang pengorbanan dan semangat perjuangan Nabi Ibrahim.
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ
اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰىؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ
مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ ١٠٢ فَلَمَّاۤ اَسۡلَمَا وَتَلَّهٗ لِلۡجَبِيۡنِۚ ١٠٣
وَنَادَيۡنٰهُ اَنۡ يّٰۤاِبۡرٰهِيۡمُۙ ١٠٤ قَدۡ صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَا ۚ اِنَّا
كَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَ ١٠٥ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡبَلٰٓؤُا
الۡمُبِيۡنُ ١٠٦ وَفَدَيۡنٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيۡمٍ ١٠٧ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى
الۡاٰخِرِيۡنَۖ ١٠٨ سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبۡرٰهِيۡمَ ١٠٩ كَذٰلِكَ نَجۡزِى
الۡمُحۡسِنِيۡنَ ١١٠ اِنَّهٗ مِنۡ عِبَادِنَا الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup
berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku
bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!" Dia
(Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan
(Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar.". Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim)
membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah).
Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah
membenarkan mimpi itu."1 Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang
yang datang kemudian, " Selamat sejahtera bagi Ibrahim."
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh,
dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Allah
SWT berfirman dalam Alquran, Surah As-Saffat (37:99-113) tentang peristiwa yang
mengevaluasi kesetiaan dan pengorbanan Nabi Ibrahim.
Nabi
Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putranya, Ismail. Dalam
detik-detik yang penuh cobaan itu, Nabi Ibrahim menunjukkan kepatuhan dan
ketundukan yang luar biasa. Allah SWT, sebagai ujian, menggantikan putra itu
dengan seekor domba yang akan dijadikan kurban.
Dari
hikmah pengorbanan Nabi Ibrahim ini, ada beberapa pesan penting yang bisa kita
petik:
1.
Kesetiaan
dan ketaatan kepada Allah: Nabi Ibrahim menunjukkan kesetiaan yang luar biasa
kepada Allah dengan menerima perintah-Nya tanpa ragu atau penolakan. Ia
meletakkan ketaatan kepada Allah di atas segala-galanya, termasuk kasih
sayangnya kepada putranya. Pengorbanan ini menjadi bukti keimanan dan
ketundukan yang mendalam.
2.
Ujian
dan kepercayaan kepada Allah: Pengorbanan yang diminta Allah kepada Nabi
Ibrahim adalah ujian berat. Namun, Nabi Ibrahim percaya sepenuhnya bahwa Allah
Maha Bijaksana dan Maha Adil dalam segala perintah-Nya. Ia yakin bahwa apa pun
yang Allah perintahkan pasti memiliki hikmah dan manfaat di baliknya.
3.
Keteguhan
dan keberanian dalam menghadapi cobaan: Nabi Ibrahim menunjukkan keteguhan dan
keberanian yang luar biasa dalam menghadapi ujian ini. Ia tidak gentar atau
ragu dalam melaksanakan perintah Allah, meskipun itu melibatkan pengorbanan
yang sangat berat. Semangat perjuangan dan ketabahan Nabi Ibrahim menjadi
teladan bagi kita dalam menghadapi cobaan hidup.
4.
Kasih
sayang dan ketulusan hati: Meskipun Nabi Ibrahim mencintai putranya dengan
sepenuh hati, ia dengan tulus menerima kehendak Allah. Ia mengorbankan yang
dicintainya karena cintanya yang lebih besar kepada Allah. Sikap tulus dan
ikhlas ini mengajarkan kita tentang pentingnya mencintai Allah dan
mengutamakan-Nya dalam segala hal.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Melalui
kisah Nabi Ibrahim, Allah SWT mengajarkan kita tentang arti sejati dari
pengorbanan dan semangat perjuangan. Pengorbanan bukanlah sekadar mengorbankan
harta atau nyawa, tetapi juga mengorbankan nafsu dan keduniawian yang
menghalangi kita dari ketaatan kepada Allah. Perjuangan adalah sikap gigih dan
pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan menyebarkan ajaran Islam.
Dalam
konteks zaman ini, semangat perjuangan Nabi Ibrahim mengingatkan kita tentang
pentingnya memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kebaikan di tengah-tengah
masyarakat. Kita harus melawan segala bentuk ketidakadilan, kezaliman, dan
diskriminasi, serta berupaya membangun masyarakat yang penuh kasih sayang,
pengertian, dan toleransi.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Saudaraku,
dalam Idul Adha ini, mari kita merenungkan hikmah pengorbanan dan semangat
perjuangan Nabi Ibrahim. Kita harus mengambil pelajaran berharga dari kisah ini
dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita tingkatkan
kesetiaan, ketundukan, keberanian, dan ketulusan hati dalam beribadah kepada
Allah dan dalam berjuang untuk kebaikan umat manusia.
Akhir
kata, semoga Allah SWT menerima ibadah kita, memberkahi kita semua, dan
menjadikan perayaan Idul Adha ini sebagai momen penyucian jiwa dan pembaharuan
spiritual kita. Amin.
نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَـتْحٌ قَرِيْبٌ , وَبَشِّرِ
الْمُؤْمِنِيْنَ
Khutbah
II
اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar