Setiap anak dilahirkan dengan
keunikan tersendiri dan potensinya sendiri
pula. Maka hal penting bagi orang tua dan pendidik adalah memahami dan mengembangkan potensi masing masing anak. Diibaratkan
potensi anak adalah bahan tambang yang bermacam macam dan bisa dimanfaatkan
sesuai dengan potensinya.
Rasulullah dalam suatu haditsnya
mengatakan:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Manusia ibarat barang tambang
berharga seperti tambang emas dan perak. Orang yang mulia pada masa jahiliyah,
akan menjadi orang yang mulia juga dalam Islam apabila ia berilmu. Ruh ibarat
pasukan yang dikumpulkan, ia akan bersatu jika serasi dan akan berselisih jika
tidak serasi“. [HR Muslim].
Howard Gardner seorang psikolog
terkenal mengrmukakan
tentang Teori Multiple Intelligences atau Teori Kecerdasan
Majemuk. Teori yang sangat menarik dan relevan dalam dunia
pendidikan ini. Gardner berpendapat bahwa manusia memiliki berbagai macam
kecerdasan yang independen satu sama lain. Setiap individu memiliki profil
kecerdasan yang unik, dengan beberapa kecerdasan yang lebih dominan daripada
yang lain.
Dikutip dari Halo doc.com Sembilan Jenis Multiple Intelligence Anak tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Kecerdasan Spasial (Visual). Kecerdasan
spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah dan ruang secara
akurat. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi arsitek,
artis dan insinyur karena lihai dalam: Membaca dan menulis berdasarkan
kesenangan, Pandai menyusun teka-teki, Menafsirkan gambar, grafik dan bagan, Menyukai
seni lukis, Mampu mengenali pola dengan mudah.
Kedua, Kecerdasan
Linguistik (Verbal). Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun
pikiran dengan jelas dan dapat menerjemahkan dalam bahasa yang lugas. Anak
dengan karakteristik ini pandai menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca,
Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi penulis, wartawan, pengacara dan
guru karena ahli dalam: Mengingat informasi tertulis dan lisan, Berdebat atau
memberikan pidato persuasive, Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik, Menyelipkan
humor ketika bercerita.
Ketiga, Kecerdasan
Logis (Matematika)
Kecerdasan logis dapat diartikan
sebagai kemampuan nalar yang tinggi. Anak dengan jenis kecerdasan ini dapat
menganalisis masalah secara logis. Mereka berpikir secara konseptual tentang
angka, hubungan dan pola. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi
menjadi ilmuwan, ahli matematika, programmer, insinyur dan akuntan karena lihai
dalam: Keterampilan memecahkan masalah, Menemukan solusi dari ide-ide abstrak, Senang
melakukan eksperimen ilmiah, Mampu menyelesaikan perhitungan yang rumit.
Keempat, Kecerdasan Kinestetik (Jasmani) Kecerdasan kinestetik
adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan keinginan otak. Anak
dengan kemampuan di bidang ini memiliki koordinasi gerak fisik, mata dan kontrol
motorik yang baik. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi
penari, pembangun, pematung dan aktor karena lihai dalam: Keterampilan yang
membutuhkan olah fisik, Dapat menciptakan karya dengan tangannya, Memiliki
koordinasi fisik yang sangat baik, Mampu mengingat gerakan dengan baik.
Kelima, Kecerdasan
Musik. Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati,
membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan musik. Kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap melodi, ritme dan nada dari musik yang didengar. Anak
dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi pemusik, komposer, penyanyi, guru
musik dan konduktor karena ahli dalam: Bernyanyi dan bermain alat music, Mengenali
pola dan nada dengan mudah, Mengingat dengan jelas tentang lagu dan melodi.
Keenam, Kecerdasan Interpersonal. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri,
memiliki rasa empati yang tinggi dan suka menolong orang lain. Anak yang
memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi psikolog, filsuf, konselor,
pramuniaga dan politikus karena lihai dalam: Berkomunikasi dengan baik secara
verbal, Terampil dalam komunikasi secara nonverbal, Mampu melihat situasi dari
perspektif yang berbeda, Ciptakan hubungan positif dengan orang lain, Menyelesaikan
konflik secara damai.
Ketujuh, Kecerdasan
Intrapersonal. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal pandai menyadari
emosi, perasaan, dan motivasi diri sendiri. Kecerdasan ini dapat membantu
merefleksikan dan mengevaluasi diri, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi filsuf, penulis,
ahli teori dan ilmuwan. Alasannya, mereka ahli dalam menganalisis kelebihan dan
kekurangan diri sendiri dengan baik.
Kedelapan, Kecerdasan Naturalistik. Ini menjadi teori terbaru dari
Gardner. Menurutnya, anak dengan jenis kecerdasan naturalistik bisa lebih
selaras dengan alam dan seisinya. Mereka sangat peka dan menyadari perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Anak yang
memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi ahli biologi dan konservasionis
karena tertarik dalam bidang: Botani (tumbuh-tumbuhan). Biologi (karakteristik
tentang makhluk hidup). Zoologi (ilmu tentang hewan).
Kesembilan,
Kecerdasan Eksistensial: Kemampuan dalam merenungkan pertanyaan
mendasar tentang kehidupan, kematian, dan keberadaan. Contoh yang tepat untuk
orang jenis ini adalah filsuf, teolog.