Rabu, 04 Maret 2015

Enam Alat Sederhana Bela Diri Muslimah

Saat ini yang namanya kejahatan tidak memandang gender. Apakah itu laki-laki atau perempuan, selama itu menguntungkan bagi penjahat, semuanya disikat. Hal ini tidak terkecuali muslimah. Serapi apapun jilbabnya. Namanya kejahatan bukan hanya karena kesempatan namun tidak jarang pula karena kebutuhan.

Sebab itu, para muslimah harus membekali diri dengan teknik sederhana bela diri. Minimal mempunyai persiapan alat pengaman saat harus berada diluar rumah tanpa mahram. Sebenarnya ada banyak benda-benda disekitar kita yang bisa dijadikan alat pengaman diri yang ampuh. Berikut ini beberapa alat beserta cara penggunaannya:

1.Jarum pentul Para muslimah tentu tidak pernah lepas dari satu barang ini. Biasanya digunakan untuk menyematkan kerudung atau jilbab. Ternyata, bukan hanya untuk memperbaiki penampilan, jarum pentul juga bisa digunakan sebagai alat bela diri yang sederhana. Cara penggunaannnya mudah. Misal suatu saat kita sedang naik angkutan kota dan yang duduk disebelah kita adalah laki-laki yang punya gelagat menggoda (missal dengan duduk lebih dekat), pegang erat jarum pentul, arahkan pada orang yang mepet-mepet kita. Jangan ragu untuk menusukkan bila laki-laki iseng tersebut terus mepet-mepet.

2.Pulpen Pulpen yang bisa digunakan sebagai alat pengaman adalah yang ujungnya runcing. Alat ini bisa dijadikan pengganti pisau. Bisa digunakan untuk menusuk lawan. Namun, pastikan pada saat menusuk lawan, si lawan sudah ada dalam radius jangkauan tangan kita.

3.Gunting kecil atau cuter Sebenarnya lebih aman menggunakan gunting, sebab cuter biasanya mudah patah mata cuternya. Biasakan untuk meletakkan barang ini di tempat yang mudah dijangkau. Misalnya di saku tas. Sehingga bila diperlukan tidak perlu rebut mencarinya.

4.Payung Payung yang dimaksud disini adalah payung yang ujungnya runcing. Bukan payung lipat seperti yang kebanyakan orang punyai saat ini. Payung dengan ujung runcing dapat digunakan untuk menusuk atau minimal member gertakkan saat kita diganggu orang tidak bertanggungjawab.

5.Sandal atau sepatu Sandal atau sepatu yang bawahnya keras punya kelebihan tersendiri sebagai alat beladiri yaitu rasa sakit yang dihasilkan saat digunakan untuk menginjak kaki orang. Saat menginjak pilih titik yang menjadi pusat injakan, missal jempol kaki.

6.Parfum Semprot Benda ini mungkin tidak melukai penjahat (kecuali kalau isinya sudah diganti dengan air cabe), namun paling tidak memberikan waktu kepada kita untuk lari meminta bantuan.

Hal yang tidak kalah penting selain menyiapkan diri dengan ilmu beladiri dan bersiap dengan alat bela diri sederhana adalah melakukan tindakan pencegahan. Cek kembali penampilan kita, apakah penampilan seperti itu membuat orang lain tertarik untuk menggoda dan merampok. Atau apakah pakaian yang kita gunakan sudah cukup aman dan bisa digunakan mengamankan diri. Pastikan tubuh bisa bergerak bebas dengan menggunakan pakaian-pakaian yang tidak ketat. Sehingga bila diperlukan pembelaan diri dengan cara menendang atau sejenisnya kita tidak terganggu dengan ketatnya pakaian yang kita pakai.

www.fimadani.com


Posted via Blogaway

DUA SYARAT UNTUK KESELAMATAN; KUFUR KEPADA THOGHUT DAN IMAN KEPADA ALLOH

Bahwa yang dituntut dari setiap muslim disetiap zaman dan tempat agar dia menjadi muwahhid adalah merealisasikan makna laa ilaaha ilallaah yang sebenarnya dimana mayoritas manusia lalai darinya.

Dan hal itu adalah dua syarat yang dikandung oleh kalimat itu berupa penafian (peniadaan)dan itsbat (penetapan) dan keduanya kufur kepada setiap thaghut serta iman kepada Allah dan berserah diri kepadaNya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Siapa yang kufur kepada thaghut serta iman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang pada Al Urwah Al Wutsqa”  (Al Baqarah : 256)

Coba perhatikan, bagaimana Dia Subhanahu Wa Ta'ala mendahulukan penafian dalan kalimat syahadat, dan itu tidak lain adalah penguat akan penting dan urgennya masalah ini.

Al ‘Alamah Asy Syinqithiy rahimahullah berkata :
“Dipahami darinya -yaitu dari ayat diatas- bahwa orang yang tidak kufur terhadap thaghut berarti tidak berpegang pada Al ‘Urwah Al Wutsqa, sedangkan orang yang tidak berpegang padanya maka ia terjerumus bersama orang-orang yang binasa” (Adlwa’ul Bayan / Tafsir surat Asy Syuura)

Apabila engkau telah mengetahui hal ini, maka jangan sekali-kali engkau mengira bahwa thaghut itu hanya berhala dari batu, sehingga engkau mempersempit makna yang luas. Akan tetapi thaghut itu mencakup ini dan yang lainnya. Thaghut diambil dari kata “Thughyan” yang artinya melampaui batas. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Sesungguhnya kami tatkala air sudah naik (sampai kegunung) kami bawa (nenek moyang) kamu kedalam bahtera” (Al Haqqah : 11)

Ia adalah segala sesuatu yang melampaui batas yang sebenarnya, sehingga diibadati bersama Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan macam ibadah yang telah disyari’atkan sebelumnya . Dan atas dasar ini, maka bagi setiap zaman dan tempat itu terdapat thaghut-thaghut yang bermacam-macam. Dan orang tidak menjadi muslim muwwahid sampai ia kufur kepada setiap thaghut. Dan terutama thaghut zaman dan tempatnya, serta ia bara’ah darinya dan dari peribadatan terhadapnya.

============
Semoga bermanfaat..raih amal sholeh sebarkan informasi ini
============


Posted via Blogaway