Senin, 13 Januari 2025

Mendidik, Mengembangkan Potensi Anak




Setiap anak dilahirkan dengan keunikan tersendiri dan potensinya sendiri  pula. Maka hal penting bagi orang tua dan pendidik adalah memahami  dan mengembangkan potensi masing masing anak. Diibaratkan potensi anak adalah bahan tambang yang bermacam macam dan bisa dimanfaatkan sesuai dengan potensinya.

Rasulullah dalam suatu haditsnya mengatakan:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Manusia ibarat barang tambang berharga seperti tambang emas dan perak. Orang yang mulia pada masa jahiliyah, akan menjadi orang yang mulia juga dalam Islam apabila ia berilmu. Ruh ibarat pasukan yang dikumpulkan, ia akan bersatu jika serasi dan akan berselisih jika tidak serasi“. [HR Muslim].

Howard Gardner seorang  psikolog terkenal mengrmukakan tentang Teori Multiple Intelligences atau Teori Kecerdasan Majemuk. Teori yang sangat menarik dan relevan dalam dunia pendidikan ini. Gardner berpendapat bahwa manusia memiliki berbagai macam kecerdasan yang independen satu sama lain. Setiap individu memiliki profil kecerdasan yang unik, dengan beberapa kecerdasan yang lebih dominan daripada yang lain.

Dikutip dari Halo doc.com Sembilan  Jenis Multiple Intelligence Anak tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama,  Kecerdasan Spasial (Visual). Kecerdasan spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah dan ruang secara akurat. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi arsitek, artis dan insinyur karena lihai dalam: Membaca dan menulis berdasarkan kesenangan, Pandai menyusun teka-teki, Menafsirkan gambar, grafik dan bagan, Menyukai seni lukis, Mampu mengenali pola dengan mudah.

Kedua, Kecerdasan Linguistik (Verbal). Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan dapat menerjemahkan dalam bahasa yang lugas. Anak dengan karakteristik ini pandai menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca, Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi penulis, wartawan, pengacara dan guru karena ahli dalam: Mengingat informasi tertulis dan lisan, Berdebat atau memberikan pidato persuasive, Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik, Menyelipkan humor ketika bercerita.

Ketiga, Kecerdasan Logis (Matematika)

Kecerdasan logis dapat diartikan sebagai kemampuan nalar yang tinggi. Anak dengan jenis kecerdasan ini dapat menganalisis masalah secara logis. Mereka berpikir secara konseptual tentang angka, hubungan dan pola. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi ilmuwan, ahli matematika, programmer, insinyur dan akuntan karena lihai dalam: Keterampilan memecahkan masalah, Menemukan solusi dari ide-ide abstrak, Senang melakukan eksperimen ilmiah, Mampu menyelesaikan perhitungan yang rumit.

Keempat, Kecerdasan Kinestetik (Jasmani) Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan keinginan otak. Anak dengan kemampuan di bidang ini memiliki koordinasi gerak fisik, mata dan kontrol motorik yang baik. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi penari, pembangun, pematung dan aktor karena lihai dalam: Keterampilan yang membutuhkan olah fisik, Dapat menciptakan karya dengan tangannya, Memiliki koordinasi fisik yang sangat baik, Mampu mengingat gerakan dengan baik.

Kelima, Kecerdasan Musik. Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap melodi, ritme dan nada dari musik yang didengar. Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi pemusik, komposer, penyanyi, guru musik dan konduktor karena ahli dalam: Bernyanyi dan bermain alat music, Mengenali pola dan nada dengan mudah, Mengingat dengan jelas tentang lagu dan melodi.

Keenam, Kecerdasan Interpersonal.  Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri, memiliki rasa empati yang tinggi dan suka menolong orang lain. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi psikolog, filsuf, konselor, pramuniaga dan politikus karena lihai dalam: Berkomunikasi dengan baik secara verbal, Terampil dalam komunikasi secara nonverbal, Mampu melihat situasi dari perspektif yang berbeda, Ciptakan hubungan positif dengan orang lain, Menyelesaikan konflik secara damai.

Ketujuh,  Kecerdasan Intrapersonal. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal pandai menyadari emosi, perasaan, dan motivasi diri sendiri. Kecerdasan ini dapat membantu merefleksikan dan mengevaluasi diri, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi filsuf, penulis, ahli teori dan ilmuwan. Alasannya, mereka ahli dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan diri sendiri dengan baik.

Kedelapan, Kecerdasan Naturalistik. Ini menjadi teori terbaru dari Gardner. Menurutnya, anak dengan jenis kecerdasan naturalistik bisa lebih selaras dengan alam dan seisinya. Mereka sangat peka dan menyadari perubahan yang terjadi di lingkungannya.  Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi ahli biologi dan konservasionis karena tertarik dalam bidang: Botani (tumbuh-tumbuhan). Biologi (karakteristik tentang makhluk hidup). Zoologi (ilmu tentang hewan).

Kesembilan, Kecerdasan Eksistensial: Kemampuan dalam merenungkan pertanyaan mendasar tentang kehidupan, kematian, dan keberadaan. Contoh yang tepat untuk orang jenis ini adalah filsuf, teolog.

Dengan memahami potensi dan jenis kecerdasan yang ada pada anak maka diharapkan potensi yang ada pada anak bisa dikembangkan dengan cara yang lebih optimal dan sesuai dengan kecenderungan potensinya.

Ditulis oleh: 
Asmu'i, S.Pd.I, S.Kom
Praktisi Pendidikan

Tidak ada komentar: