Selasa, 25 November 2014

Buku “#UDAH PUTUSIN AJA” karya FELIX Y. SIAUW

Sebelum beliau membuat buku ini, lebih dulu beliau menulis tentang “PACARAN” Di Twitter. Semula aku santai dan menyikapi semua kalimat yg beliau buat dengan senang hati, tapi setelah aku pikir2, banyak kalimat yg kayak menyindirku....

Dan hal itulah yg membuatku lebih bertekat untuk lebih menjauh dari yang namanya “PACARAN”, meski susah ( padahal gue kan jomblo, jadi apa susahnya ya, hehhehehhehe.....). Aku mulai berpikir, kayaknya jika sendirian berusaha pastilah susah, karna kan pengaruh lingkungan itu sangatlah mudah mengubah pemikiran kita. Dan akhirnya aku menciptakan grup anti pacaran di FB. Dan mulai mempromosikan Anti PACARAN . dari situ gue lebih giat mencari info tentang hal negatif dan hal positif paada pacaran. Dan yg gue temuin adalah hal negatifnya, hal positif ada tapi sesaat dan menimbulkan kerugian juga diakhirnya.... dan kebanyakan tautan yang aku share adalah dari Felix Y. Siauw.

Hahahahahhhaha curhat deh...... Maaf Ya....

Dan sekarang saatnya ngobrol tentang buku “#UDAH PUTUSIN AJA” yang biasa di panggil juga dengan nama “UPA”. Yang di perkenalakan pada tanggal 14 Februari 2013, pas hari Valentine ( mungkin maksudnya untuk mencegah agar muslim tidak merayakan hari yang hina itu, hehhehehheehheh ....).

Oke.... didalam buku ini ada beberapa hal yang dibahas. Seperti HUKUM PACARAN, AKIBAT PACARAN, HUBUNGAN LAWAN JENIS MENURUT ISLAM, CINTA, MENIKAH, yang menarik tentang SEJARAH HARI VALENTINE, dll. Tampilan buku ini juga menarik, karna banyak ada animasi2 keren meski covernya berwarna pink.... Hehehehheheheh Ini beberapa potongan isi buku tersebut, simak baik baik setiap katanya
oke gue lanjutin .....

Mungkin memang banyak orang yang tidak setuju dengan isi buku ini. Karna diotak kita sudah ter doktrin bahwa cinta itu pacaran. Tapi tidak begitu menurut ISLAM, bahkan budaya orang jawa pun begitu. Jaman dulu, kalau ada 2 orang dewasa laki2 dan wanita yg belum nikah berduaan, langsung dinikahkan secara paksa, itu bagus. Tapi lihat sekarang, semua sudah sangat jauh dari AGAMA maupun ADAT. Yang ita ikutin malah orang barat...... Dalam pacaran sesungguhnya adalah hubungan yang untung buat 1pihak saja, jadi pihak yg lain rugi. Yang untung adalah pihak lelaki, dan yang rugi adalah pihak wanita, meski itu terlihat oleh mata atau tidak. Keuntungan lelaki adalah dia tidak perlu mengorbankan apa2, paling paling Cuma duit (bisa dicari), barang (bisa dibeli), kata kata manis (bisa dibuat), dan hal2 yg mudah ditemukan. dan banyak lagi keuntungan mereka. Bisa baca buku UPA atau FB penulisnya. Tetapi wanita beda, dalam pacaran taruhan mereka adalah KEHORMATAN. Mungkin anda pernah mendengar bahwa hal yg sangat berharga dari wanita adalah KEHORMATAN mereka, yap itulah hal yg didapat dari lahir yang jumlahnya hanya 1, dan jika hilang tak akan bisa kembali lagi, kecuali kembali ke masa lalu ( pinjem mesin waktu doraemon aja... heheheheeh). Menurut yg kita ketahui dari buku, TV, Pelajaran,ataupun dari masyarakat bahwa kehormatan wanita akan hilang jika dia melakukan Z#I#N#A, tapi sesungguhnya kehormatan wanita bisa keropos atau berkurang ( bagaikan kayu dimakan rayap, daun dimakan utat, dan bla bla bla.....). Ketika seorang wanita lebih sering bersama lelaki bukan muhrim baik itu bersentuhan, hanya jalan2, dan interaksi lainnya yang tidak ada kepentingan yg khusus. Sesungguhnya kehoratannya telah berkurang. Makanya aku mulai menemukan kebenaran dari beberapa kata2 yg kelihatannya jelek tapi benar. Misal, “CINTA ITU TIDAK HARUS MEMILIKI”, yap.... yang dimaksud disini, jika anda belum siap menikah maka jangan memiliki dulu alias pacaran, karena itu hanya menggerogoti kehormatan dan kemuliaan wanita. “CINTA ITU BUTA”, yap.... cinta itu buta, dan akhirnya kita tak sadar kalau kita dituntun menuju jurang maksiat. Kan buta, jadi gak bisa lihat kan..... hehhehehehe. Dll. Selain itu ada juga beberapa kata yg salah dalam cinta, mungkin soal mengartikan cinta ,.... Emmmm apa ya artinya hehheheheeh....... kalau aku artikan melindungi, sayang, perhatian, kebahagiaan.... apa anda setuju? Simplenya gini jika anda cowok, cinta ama cewek, berarti anda harus melindunginya, bukan hanya dari preman, tapi lindungi kehormatannya dan lindungi juga dari maksiat, dengan cara jauhi dia dan siapkan dirimu untuk mengajaknya menikah. Dan jika kamu cewek, juga sama jauhin dia dan siapkan dirimu dipinang. Oh ya aku juga pernah denger kalimat “ LELAKI DILIHAt KARENA MASA DEPANNYA, DAN WANITA DILIHAT KARNA MASA LALUNYA” , maksudnya lelaki dipandang orang karna pikiran mereka tentang masa depan lelaki tersebut, meski belum pasti, tapi seorang wanita dipandang orang karna masa lalunya, yaitu kehormatan mereka. Mungkin banyak yang membantah, “ cinta itu tidak melihat masa lalu”, oke gue tanya pada para lelaki, “APA ANDA MAU MENIKAHI WANITA YG DULU PERNAH BERBUAT z#i#n#a DENGAN LELAKI LAIN?” . anda bisa membohongi kami, tapi apa anda bisa mebohongi hati anda?diri anda sendiri? Bahkan ALLAH?

Okelah kayaknya cukup segini dulu, yang penting intinya “cinta itu bukan pacaran”. Maaf jika kata2 saya tidak enak dibaca, hehehhehehe ya kalau anda menerima, ya mari kita berjuang. Tapi kalau tidak juga gak apa apa. Hehehehhehehehehehehhe

Sumber:www.fadjarsaphrodite.blogspot.com/2013/03/buku-udah-putusin-aja-karya-felix-y.html?m=1


Posted via Blogaway

Senin, 17 November 2014

DALAM 1 MENIT LANGSUNG DENGERIN TILAWAH TANPA JARINGAN INTERNET & MENYIMPAN MEMORI

DALAM 1 MENIT LANGSUNG DENGERIN TILAWAH TANPA JARINGAN  INTERNET & MENYIMPAN MEMORI.
Ayo pilih qori kesayanganmu :
عبدالرحمن السديس
ـ http://rb2.in/6K1
سعود الشريم
ـ http://rb2.in/6K2
عبدالباسط عبدالصمد
ـ http://rb2.in/5Mh 
محمد المنشاوي
ـ http://rb2.in/7zB 
ماهر المعيقلي
ـ http://rb2.in/7zC
ادريس ابكر
ـ http://rb2.in/5Tg
عبدالله الجهني
ـ http://rb2.in/7zD 
محمد المحيسني
ـ http://rb2.in/7zE
ياسر الدوسري
ـ http://rb2.in/7zF 
ناصر القطامي
ـ http://rb2.in/7zG
محمد ايوب
ـ http://rb2.in/7zI
عبدالولي الاركاني
ـ http://rb2.in/7zJ 
احمد العجمي
ـ http://rb2.in/7zK
مشاري  العفاسي
ـ http://rb2.in/7zL
سعد الغامدي
ـ http://rb2.in/7zM 
ابو بكر الشاطري
ـ  http://rb2.in/7zN.                               
Sebarkan ke rekanmu agar menjadi shodaqoh jariyah anda & pembuat link ini.


Posted via Blogaway

9 Cara Atasi Anak Pemarah

Berikut kiat mengenali dan
mengatasi agresivitas pada buah hati.
1. Cari tahu penyebabnya, apakah kemarahantersebut muncul sendiri tanpa ada sebab,
misalnya membela teman yang
diperlakukan kurang adil oleh teman lain, mereka tidak ingin dan tidak suka diusik, mungkin juga saking bersemangat dan lepas kendali karena kurangnya kontrol
perilaku. Jika agresivitas muncul sendiri tanpa penyebab, sebaiknya segera konsultasikan kepada ahlinya.
2. Jangan beri label "anak bandel" atau "anak nakal".
3. Jauhkan anak dari visualisasi kekerasan yang bisa ia tiru, misalnya tayangan televisi,
permainan atau games, atau pertengkaran Anda dan pasangan. Jika tanpa sengaja atau anak telanjur pernah menyaksikan
adegan kekerasan, ajak ia bicara untuk meluruskan pemahamannya mengenai kekerasan.
4. Beri contoh dan coba koreksi perilaku Anda dengan pasangan, upayakan jangan pernah bertengkar di depan anak, baik dengan pasangan maupun orang lain.
5. Hindari hukuman fisik karena dapat menyebabkan anak meniru “hukuman” fisik tersebut kepada teman-temannya.
6. Beri penghargaan saat anak berlaku baik. Ia akan senang dan merasa dihargai jika perilaku mereka yang baik dan tidak
agresif  akan diganjar penghargaan.
7. Bersikap tenang, minta anak untuk masuk ke kamar dan menenangkan diri saat
marah. Memeluk adalah cara untuk
mengendalikan emosinya dan jauhkan atau ambil alat-alat yang dapat menjadi sasaran ia meluapkan amarahnya.
8. Beri lingkungan yang nyaman. Bisa saja rumah atau sekolah menjadi lingkungan yang mempengaruhi agresivitas anak.
9. Segera berkonsultasi ke ahli bila Anda menganggap atau melihat perilaku anak sangat mengganggu, sehingga dapat dicari solusi terbaik.

Sumber:ummi-online.com/9-cara-atasi-anak-pemarah.html


Posted via Blogaway

9 Cara Atasi Anak Pemarah

Berikut kiat mengenali dan
mengatasi agresivitas pada buah hati.
1. Cari tahu penyebabnya, apakah kemarahantersebut muncul sendiri tanpa ada sebab,
misalnya membela teman yang
diperlakukan kurang adil oleh teman lain, mereka tidak ingin dan tidak suka diusik, mungkin juga saking bersemangat dan lepas kendali karena kurangnya kontrol
perilaku. Jika agresivitas muncul sendiri tanpa penyebab, sebaiknya segera konsultasikan kepada ahlinya.
2. Jangan beri label "anak bandel" atau "anak nakal".
3. Jauhkan anak dari visualisasi kekerasan yang bisa ia tiru, misalnya tayangan televisi,
permainan atau games, atau pertengkaran Anda dan pasangan. Jika tanpa sengaja atau anak telanjur pernah menyaksikan
adegan kekerasan, ajak ia bicara untuk meluruskan pemahamannya mengenai kekerasan.
4. Beri contoh dan coba koreksi perilaku Anda dengan pasangan, upayakan jangan pernah bertengkar di depan anak, baik dengan pasangan maupun orang lain.
5. Hindari hukuman fisik karena dapat menyebabkan anak meniru “hukuman” fisik tersebut kepada teman-temannya.
6. Beri penghargaan saat anak berlaku baik. Ia akan senang dan merasa dihargai jika perilaku mereka yang baik dan tidak
agresif  akan diganjar penghargaan.
7. Bersikap tenang, minta anak untuk masuk ke kamar dan menenangkan diri saat
marah. Memeluk adalah cara untuk
mengendalikan emosinya dan jauhkan atau ambil alat-alat yang dapat menjadi sasaran ia meluapkan amarahnya.
8. Beri lingkungan yang nyaman. Bisa saja rumah atau sekolah menjadi lingkungan yang mempengaruhi agresivitas anak.
9. Segera berkonsultasi ke ahli bila Anda menganggap atau melihat perilaku anak sangat mengganggu, sehingga dapat dicari solusi terbaik.

Sumber:ummi-online.com/9-cara-atasi-anak-pemarah.html


Posted via Blogaway

Selasa, 11 November 2014

Persoalan-Persoalan Seputar Akikah


Pertanyaan :
Banyak pertanyaan diajukan kepada Redaksi seputar mengakikahi diri sendiri dan mengakikahi setelah hari ke-7 kelahiran. Juga bila baru punya satu kambing untuk akikah anak laki-laki bolehkah dengan satu kambing dahulu, dan yang lain menyusul? Demikian juga apakah bayi yang meninggal diakikahi?
(Dijawab oleh al Ustadz Qomar Suaidi) :
1. Mengakikahi diri sendiri.
Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat, yang terkuat dari pendapat yang ada adalah boleh. Berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan bahwa beliau mengakikahi dirinya sendiri setelah menjadi nabi.
Hadits ini sahih menurut pendapat yang paling kuat (rajih). Sebagian ulama melemahkannya, namun pendapat mereka keliru. Oleh karena itu, kami akan sedikit menyampaikan pembahasan hadits ini.
Sebenarnya hadits ini telah panjang lebar dibahas oleh asy-Syaikh al-Albani dalam kitab beliau Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 2726. Di sini saya hanya akan meringkas apa yang dijabarkan oleh beliau dan sedikit menambahkan yang perlu. Adapun bunyi hadits itu. Anas berkata,
عَقَّ عَنْ نَفْسِهِ بَعْدَمَا بُعِثَ نَبِيًّا
“Nabi mengakikahi dirinya setelah diutus menjadi nabi.”
Hadits ini disampaikan oleh sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu. Ada tiga rantai sanad yang sampai kepada sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu.
a. Al-Haitsam bin Jamil dari Abdullah bin al-Mutsanna, dari Tsumamah bin Anas, dari Anas bin Malik z.
Jalur ini diriwayatkan oleh ath-Thahawi, ath-Thabarani, Ibnu Hazm, adh-Dhiya’ al-Maqdisi, Abu asy-Syaikh, dan Ibn A’yan.
b. Isma’il bin Muslim, dari Qatadah, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Jalur ini diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh.
c. Abdullah bin al-Muharrar, dari Qatadah, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Jalur ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, al-Bazzar, dan Ibnu Adi.
 Untuk rantai sanad yang pertama, asy-Syaikh al-Albani mengatakan, “Ini adalah sanad yang hasan, para rawinya adalah orang-orang yang yang telah dijadikan hujah (para periwayat tepercaya) dalam Shahih al-Bukhari, selain al-Haitsam bin Jamil. Beliau (al-Haitsam bin Jamil) sendiri adalah seorang yang tsiqah (tepercaya) dan hafizh (penghafal hadits), salah seorang guru al-Imam Ahmad rahimahullah.
Selanjutnya, Abdullah bin al-Mutsanna, beliau adalah salah seorang periwayat dalam Shahih al-Bukhari, artinya al-Bukhari rahimahullah menganggap bahwa Abdullah bin al-Mutsanna termasuk tepercaya. Namun, ternyata ada ulama lain yang membicarakan Abdullah bin al-Mutsanna ini. Karena itu, al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mendudukkan perselisihan ini dengan kesimpulan bahwa al-Bukhari rahimahullah hanya memercayai sepenuhnya Abdullah bin al-Mutsanna apabila dia meriwayatkan dari pamannya. Jika tidak, al-Bukhari tidak bertumpu pada riwayatnya. Alhamdulillah, ternyata hadits yang kita bahas ini beliau riwayatkan dari pamannya, Tsumamah bin Anas, sehingga sesuai dengan syarat al-Bukhari dalam hal ini.
a) Mengenai rantai sanad yang kedua, terkhusus adanya perawi yang bernama Ismail bin Muslim, maka asy-Syaikh al-Albani mengatakan, “Semacam sanad tersebut bisa dijadikan pendukung sehingga hadits semakin kuat dengannya.”
Tentang Ismail bin Muslim ini, Abu Hatim—beliau termasuk ulama yang keras dalam mencacat para rawi—mengatakan, “Ismail bin Muslim tidak ditinggalkan, haditsnya dapat ditulis,” yakni untuk dukungan.
Ibnu Sa’d rahimahullah mengatakan, “Dia adalah orang yang diperhitungkan pendapat dan fatwanya, memiliki pandangan dan hafalan terhadap hadits. Karena itu, aku dahulu menulis hadits darinya karena kecerdasannya.”
Adapun Qatadah, maka jelas seorang ulama yang terkenal dan yang tepercaya.
b) Mengenai rantai sanad yang ketiga, para ulama melemahkannya karena kelemahan perawinya, yaitu Abdullah bin al-Muharrar.
Dari pemaparan singkat tentang hadits ini, tampak bahwa hadits ini sahih atau hasan. Di antara ulama yang menganggap kuatnya hadits ini dari ulama terdahulu adalah adalah adh-Dhiya’ al-Maqdisi rahimahullah dalam kitabnya al-Mukhtarah, Abdul Haq al-Isybili dalam kitabnya al-Ahkam, dan Abu Zur’ah al-Iraqi dalam kitabnya Tharhu Tatsrib.
Menurut asy-Syaikh al-Albani, bisa juga dikatakan bahwa Ibnu Hazm dan ath-Thahawi termasuk yang menerima hadits ini karena mereka menyebutkan sanadnya tanpa mengkritiknya.
Adapun para ulama yang menganggap lemah hadits ini, di antaranya al-Imam Ahmad dan al-Baihaqi yang mengatakan hadits ini mungkar, juga an-Nawawi yang mengatakan batil, sesungguhnya mereka melemahkan hadits ini dari jalur rantai sanad yang ketiga. Dengan demikian, pendapat yang membolehkan mengakikahi diri sendiri adalah pendapat yang rajih (kuat).
Ini adalah pendapat Atha’, al-Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin, asy-Syafi’i, dan salah satu riwayat dari al-Imam Ahmad, dan asy-Syaukani menggantungkan pendapat ini dengan kesahihan hadits. Alhamdulillah, hadits ini sahih. (lihat al-Mufashshal fi Ahkamil Aqiqah hlm. 96)
Al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Apabila kamu belum diakikahi, akikahilah dirimu walaupun kamu lelaki.” Kata beliau, ‘walaupun kamu lelaki’ karena ada yang mengkhususkan hukum ini bagi wanita.
Muhammad bin Sirrin rahimahullah mengatakan, “Seandainya aku tahu bahwa aku belum diakikahi, tentu aku akan mengakikahi diriku.” (ash-Shahihah 6/506 qism 1)
Pendapat yang kedua, yang melarang, adalah pendapat Malikiah. Al-Imam Malik sendiri ada beberapa riwayat yang berbeda dalam hal ini. (at-Tamhid , 4/312)
Sebagian ulama yang cenderung kepada pendapat ini mengatakan bahwa seandainya hadits ini sahih, bisa jadi ini adalah kekhususan bagi beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, sanggahan seperti ini lemah karena kekhususan itu harus berdasarkan dalil, sementara itu di sini tidak ada dalil yang mengkhususkan hal ini untuk beliau.
2. Mengakikahi selain hari ketujuh.
Dalam hal ini ada tiga pendapat sebagaimana disebutkan oleh Abu Zurah al-Iraqi dalam kitab Tharhu at-Tatsrib. Namun, dengan mengetahui persoalan pertama, yaitu bolehnya seseorang mengakikahi dirinya, tampak jelas bahwa diperbolehkan mengakikahi setelah hari ketujuh. Walaupun tentu sangat ditekankan untuk melakukannya pada hari ketujuh saat ada kemampuan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ
“Tiap anak itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh.” (Sahih, HR. Abu Dawud dan yang lain, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)
Di antara yang berpendapat bolehnya setelah hari ke-7 adalah Ibnu Sirin, asy-Syafi’i, Ibnu Hazm, dan yang lain.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Yang tampak, pengaitan akikah dengan hari ketujuh adalah sunnah. Jadi, sah saja apabila menyembelih pada hari ke-4, ke-8, ke-10, atau setelahnya. Penentuan waktu ini adalah untuk penyembelihannya, bukan untuk memasak atau memakannya.” (Tuhfatul Maudud hlm. 76)
Adapun Ibnu Hazm rahimahullah tidak membolehkan sebelum hari ketujuh.
Apakah penyembelihan itu pada hari kapan saja ataukah tiap kelipatan ketujuh?
Tampaknya, kapan saja boleh karena riwayat yang menyebutkan kelipatan ketujuh adalah lemah, sebagaimana telah diterangkan oleh asy-Syaikh al-Albani t dalam kitab al-Irwa’ (4/395).
3. Hanya memiliki satu ekor kambing untuk akikah anak lelaki.
Dalam hal ini hendaknya ia menunggu sampai memiliki dua ekor kambing, dan tidak menyembelih terlebih dahulu kambing yang dia miliki. Hal ini berdasarkan sabda Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam,
عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ
“Untuk anak lelaki dua ekor kambing yang mukafi’ataan.” (Sahih, HR. Abu Dawud dan yang lain, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah)
Mukafi’atan dalam hadits ini ditafsirkan dengan beberapa penafsiran, di antaranya adalah mutaqaribatan, yakni seimbang.
Ada pula yang menafsirkan, ‘disembelih bersamaan’. Dawud bin Qais pernah bertanya kepada Zaid bin Aslam, ia mengatakan, “Aku bertanya kepada Zaid bin Aslam tentang makna mukafi’atan.” Beliau menjawab, “Dua kambing yang mirip, yang disembelih bersama-sama.” (Musykilul Atsar karya ath-Thahawi)
Fatwa al-Lajnah ad-Daimah tentang Akikah Janin yang Gugur dan Bayi yang Meninggal
Pertanyaan :
Janin yang gugur dari kandungan yang telah jelas bahwa dia laki-laki atau perempuan, apakah diakikahi atau tidak? Demikian juga bayi yang terlahir apabila meninggal beberapa hari setelah kelahiran sementara belum diakikahi saat dia hidup, apakah diakikahi setelah kematiannya atau tidak? Apabila telah lewat satu bulan, dua bulan, setengah tahun, satu tahun, atau bahkan lebih dari saat lahirnya bayi dan ia belum diakikahi, apakah diakikahi atau tidak?
Jawab:
Mayoritas para ulama berpendapat bahwa akikah adalah sunnah, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhari, dan Ashhabus Sunan dari Salman bin Amir, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata,
مَعَ الْغُ مَالِ عَقِيْقَةٌ فَأُهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا، وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى
“Bersama seorang anak itu akikahnya, maka tumpahkan darah untuk (akikahnya) dan hilangkan rambut (kepalanya).”
Demikian pula hadits yang diriwayatkan oleh al-Hasan dari Samurah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ غُ مَالٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ، وَيُحْلَقُ، وَيُسَمَّى
“Tiap anak itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh, digundul, dan diberi nama.” (HR. Ahmad dan Ashhabussunan, dan dinyatakan sahih oleh at-Tirmidzi)
Demikian pula hadits itu yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يُنْسِكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَفْعَلْ، عَنِ الْغُ مَالِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ، وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
“Barang siapa di antara kalian ingin mengakikahi anaknya, lakukanlah. Untuk anak laki-lakinya dua ekor kambing yang seimbang dan untuk anak perempuannya satu ekor kambing.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, dengan sanad yang hasan)
Tidak ada akikah untuk janin yang gugur walaupun telah jelas apakah itu laki-laki atau perempuan, apabila gugur sebelum ditiupkan ruh padanya, karena dia tidak disebut anak atau bayi. Adapun akikah disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran, apabila janin dilahirkan dalam keadaan hidup, lalu mati sebelum hari ketujuh, maka disunnahkan untuk diakikahi pada hari ketujuh dan diberi nama. Apabila lewat hari yang ketujuh dan belum diakikahi, Sebagian fuqaha berpendapat bahwa tidak disunnahkan untuk diakikahi setelahnya, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan waktunya pada hari ketujuh.
Sementara itu, ulama mazhab Hanbali dan sekelompok ahli fikih berpendapat bahwa disunnahkan untuk diakikahi walaupun telah lewat satu bulan, satu tahun, atau lebih, dari kelahirannya, berdasarkan keumuman hadits-hadits dan berdasarkan apa yang diriwayatkan al-Baihaqi dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengakikahi dirinya setelah kenabian, dan ini pendapat yang lebih hati-hati.
Allah Subhanahu wata’ala lah yang memberi taufik. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada nabi kita Muhammad n, keluarga, dan para sahabatnya.
Komisi Tetap untuk Kajian Ilmiah dan Fatwa
Ketua: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz; Wakil: Abdurrazzaq Afifi; Anggota: Abdullah Ghudayyan.

sumber: http://asysyariah.com/problema-anda/

Kehidupan dan Kematian adalah Ujian

Hidup adalah ujian. Susah dan senang adalah ujian. Demikian, betapa banyak orang tak mampu melintasi ujian kesedihan. Namun tak jarang orang mampu bertahan dengan ujian kesenangan meski ia tegar didalam ujian kesusahan.

Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam Alquran, surat Al Mulk ayat 1 dan 2.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Jika susah dan senang adalah ujian maka kembalikanlah segala sesuatunya  kepada Pemilik kesenangan dan kesusahan.

Siasati ujian kesenangan dengan melahirkan syukur, terima ujian kesusahan dengan sabar dan tawakal niscaya akan melahirkan kebaikan.


Posted via Blogaway

Minggu, 02 November 2014

Es Aneka Buah dan Jelly

Bahan bahan:
1. Melon, anggur, dan nanas
2. Sirup

Alat alat:
1. Gelas
2. Sendok
3. Pisau
4. Serutan

Cara membuat:
1. Kupas dan iris buah buahan yg akab dibuah.
2. Tuangkan sirup kedalam gelas,  kira kira sebanyak 3 - 4 sendok makan atau sesuai selera.
3. Tuangkan susu kental manis kira kira 2 - 3 sendok makan atau sesuai selera.
4. Masukkan melon yang sudah diserut dan anggur yang sudah dipotong.
5. Masukkan jelly dan tambahkan es batu, aduk dan siap disajikan...

Selamat menikmati...

Oleh:
1. Sarah Z
2. Ajda Audita F
3. Syifa Safira K
4. Siti A
5. Refan


Posted via Blogaway

Es Degan

Manfaat Kelapa muda sudah tidak asing lagi bagi kita. Mulai dari penawar racun hingga sekedar penghilang dahaga. Cara penyajiannya pun cukup sederhana.
Bila ingin lebih nikmat maka bisa ditambahkan gula jawa. Apalagi kalau ditambahkan es, ups segarnya...

Lubangi buah kelapa pada bagian atas, kira kira 10 cm. Masukkan gula dan aduklah... es degan siap saji. Gunakan sedotan maka akan lebih nyaman untuk menikmati segarnya es buah...

Disusun oleh:
1. Ulfi
2. Agus
3. Dawam
4. Rini


Posted via Blogaway

ES BUAH ALA AADEZ

Bahan:
1. Melon
2. Semangka
3. Mangga
4. Sirup
5. Suju

Alat :
1. Sendok
2. Mangkok/ gelas
3. Kerokan

Cara Membuat:
Buah dikupas kemudian dipotong/iris kecil kecil. Masukkan ke dalam gelas atau mangkuk. Tuangkan air matang  kedalam mangkuk atau gelas. Campurkan dengan susu dan sirup dan susu. Aduklah, maka Es Buah siap dinikmati.

Tim Pembuat:
1. Adha Qurrata A
2. Devita Sari
3. Enggar D
4. Zulfia N A
5. Agus Harits


Posted via Blogaway