Aku mengayuh sepedaku dengan kencang, 10 menit lagi pukul 7.
Aku sampai di perempatan jalan raya banyak orang yang berlalu lalang.
‘’Mampus
aku, lampu merah pula, waktuku terbuang’’.
Dipinggir
jalan aku melihat seorang kakek ditodong oleh dua orang perampok, namun
orang-orang yang berlalu lalang pura-pura tidak melihat. Aku ingin sekali
menolongnya, tetapi tiba-tiba lampu hijau menyala.Ku urungkan niatku untuk
menolong tapi aku takut di hukum karena terlambat.Aku berusaha untuk
melupakannya dan menganggap kejadian itu
tidak pernah terjadi.
Aku sampai sekolah tepat
pukul 7. ‘’Robert cepat gerbang mau di tutup’’, teriak satpam. Aku berlari
ngos-ngosan. Aku beruntung tiba di kelas guru jam pertama belum tiba di kelas.
Teng... teng... teng... bel istirahat berbunyi.Aku melihat Mona menenteng
tasnya sambil menangis. Aku mendekati Mona. Mona adalah sahabat karibku sejak
TK. Aku bertanya ’’Ada apa Mon?’’. ‘’Aku dijemput papaku Bert, kata papa
kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur aspal. Kata papaku tadi
pagi diserang oleh dua orang perampok lalu kakek memberontak dan terjadi
tarik-menarik antara kakek dan perampok. Aku terdiam sejenak, untuk memastikan
aku bertanya. ‘’dimana kejadian itu terjadi ? ’’. Diperempatan jalan sekitar
pukul 7 kurang Aku tertunduk lesu, jangan-jangan kakek itu kakeknya Mona. Ternyata
aku seorang pengecut. ‘’ maafkan aku
Mona’’.
4 Mei 2013
Karya: 7A Putri