Selasa, 28 Februari 2023

Bagaimana Cara Membangun dan Mengembangkan Perpustakaan Digital?


Sederetan rak yang penuh dengan buku-buku yang ditumbuhi oleh seorang pustakawan dengan berbagai administrasinya itulah yang mungkin terbayang ketika kita berbicara tentang perpustakaan beberapa dasawarsa yang lalu. Tapi kini Saat Dunia berubah dan memasuki era digital maka perpustakaan pun mengalami perluasan dunianya. Kini kita mengenal istilah ebook dan juga perpustakaan digital. Perpustakaan tanpa pengembangan ke arah perpustakaan digital akan mengalami ketertinggalan. Permasalahannya adalah bagaimana kita mengembangkan perpustakaan digital yang baik. Berikut ini kutipkan dari pintek.id tentang bagaimana menge Mengelola perpustakaan digital yang baik. 

Berikut beberapa tips mengembangkan perpustakaan digital agar lebih mudah diakses:

1.Akses Internet

Kebutuhan paling mendasar dibangunnya perpustakaan secara digital adalah akses internet yang lancar dan cepat. Apakah daerah Anda sudah mendukung akan kondisi ini? Bagi daerah-daerah tertentu yang sudah mendukung kondisi ini sudah saatnya para pengelola kampus memikirkan format perpustakaan online yang sesuai.

Layanan antre pinjam buku, telat mengembalikan buku, peminjaman yang bermasalah sehingga dikenakan denda diharapkan tidak terjadi lagi pada peserta didik dengan adanya sistem digitalisasi perpustakaan tersebut.

2. Persiapan Perangkat Lunak dan Hardware

Selain internet yang mendukung, pengembangan perpustakaan digital yang bagus harus didukung dengan sistem perangkat hardware dan software yang bagus. Dalam hal ini tentu perlu adanya support dana yang memadai. Anda bisa saja memanggil teknisi terbaik dengan sistem server yang tangguh untuk memastikan kelayakan perpustakaan digital yang Anda miliki.

Pada perangkat komputer pengelola perlu dilakukan entri data, pembuatan data base, pembuatan katalog elektronik, dan administrasi lainnya seputar perpustkaan. Sedangkan pada komputer pengguna dipersiapkan sistem penelusuran dan pemindahan file dari hasil penelusuran tersebut.

3. Publikasi dan Sosialisasi

Tahukah Anda bahwa masalah yang krusial di masyarakat Indonesia bukan pada persoalan tersedianya fasilitas baca yang mendukung tetapi masalah minat baca yang masih kurang. Hal ini mungkin saja akan terjadi pada mahasiswa dan pelajar di kampus dan sekolah.

Umumnya orang akan mencari sumber bacaan hanya karena masalah tugas kuliah, tugas sekolah, kebutuhan untuk ujian dan sebagainya. Sedangkan kesadaran sendiri untuk membaca guna meningkatkan pengetahuan literasi masih kurang.

Itulah pentingnya sosialisasi perpustakaan online yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan. Perlu dipromosikan setiap saat, sosialisasi menggunakan iklan, baleho, iklan online dan sebagainya untuk menginformasikan secara luas kepada masyarakat.

Walaupun sudah dimudahkan secara online, tidak semua orang tertarik dengan model perpustakaan ini karena soal minat baca yang rendah dan alasan ketidaknyamanan sistem digital. Namun, jika Anda memiliki mahasiswa dan pelajar usia generasi z atau milenial, model perpustakaan digital akan lebih diburu.

4. Sistem Kerjasama

Pengelolaan perpustakaan digital oleh sebuah lembaga pendidikan akan lebih prospek jika dilakukan dengan sistem kolaborasi dengan banyak pihak. Selain meningkatkan kualitas pelayanan, cara ini akan lebih meningkatkan bergaining perpustakaan itu sendiri. Layanan digital perpustakaan ini bahkan bisa menjadi sumber kesejahteraan.

Sebagaimana tujuan literasi adalah untuk kesejahteraan. Perpustakaan yang dikelola secara profesional dan digital memiliki peran yang cukup penting di masyarakat. Geliatnya harus dikenal dan sering ditampilkan dalam bentuk promosi di masyarakat.

Kerjasama pihak lembaga pendidikan dengan swasta juga perlu dilakukan. Menaja even-even kampanye literasi, acara kemahasiswaan, kesiswaan, acara akademik dan sebagainya perlu dilakukan sebagai bagian dari kampanye minat baca di masyarakat.

Sudah tidak zamannya lagi mengelola perpustakaan hanya dengan duduk di ruangan, menunggu pengunjung datang meminjam buku dan sebagai. Pembaca dan kampanye baca harus dilakukan secara aktif dan masif. Upaya jemput bola harus dilakukan melalui pola dan kegiatan kreatif yang langsung dilakukan kepada masyarakat.

5. Kreativitas

Walaupun perpustakaan bisa diakses dari mana saja, menciptakan suasana ruang dan tempat perpustakaan yang nyaman secara offline sangat membantu minat orang berkunjung. Membangun tempat untuk menarik minat orang membaca harus kreatif. Buatlah semacam lingkungan yang memiliki multifungsi semua kegiatan.

Contoh sebuah ruangan yang ditujukan untuk membaca perlu didesain dengan model yang unik dan kreatif, akses internet yang mendukung, ruang diskusi yang menarik, layanan konsumsi sesuai kebutuhan, kenyamanan dan kegiatan kreativitas sering dilakukan di tempat tersebut. Inilah kebutuhan literasi masa kini yang perlu ada para sebuah perpustakaan modern.


Sumber: pintek.id

Minggu, 19 Februari 2023

Keluarga Kunci Keberhasilan Pendidikan

sumber: https://blue.kumparan.com

Beberapa aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum pelajar di Tanah Air mengemuka di media massa beberapa waktu terakhir. Seperti pembunuhan pengemudi taksi online yang dilakukan oleh dua pelajar SMK di Kota Semarang hingga pemukulan terhadap guru seni oleh salah seorang siswa SMA di Kabupaten Sampang yang mengakibatkan sang guru meninggal, membuat banyak pihak prihatin. Tidak terkecuali Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP.

Mantan anggota DPR RI itu berpendapat, ancaman terhadap generasi muda saat ini begitu luar biasa. Tidak hanya dari lingkungan nyata di sekitarnya, ancaman yang ada di media sosial pun mengintai mereka setiap saat. Seperti ancaman narkoba, pergaulan bebas, hingga radikalisme.

“Kalau generasi muda atau anak zaman now itu gempurannya lebih keras. Tidak hanya dari dunia riil, tetapi juga dari ‘dunia lain’, ya (gempuran) medsos itu. Media sosial bisa menggempur dengan segala isme. Ada ancaman pengaruh narkoba, pergaulan bebas, radikalisme. Maka karakter mesti dibentuk karena gempuran terhadap mereka luar biasa,” terangnya saat menjadi narasumber dialog Mas Ganjar Menyapa bertajuk “Selamatkan Generasi Penerus” di Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Selasa (13/2).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menegaskan, kewajiban untuk menanamkan pendidikan karakter di dalam diri kaum muda bukan semata tanggung jawab guru. Orang tua harus memberikan perhatian, memeluk, dan mendidik putera-puterinya dengan penuh kasih sayang serta menginternalisasikan norma-norma sosial yang dijunjung oleh masyarakat.

“Perhatian orang tua itu super penting. Nilai-nilai sosial masyarakat yang ada perlu diketahui, diinternalisasi, dipahami dan dilakukan (oleh anak). Ketika karakter terbentuk dengan baik, dia akan punya tameng untuk tidak melakukan (kenakalan/ kejahatan). Proses mereka menuju dewasa inilah yang rawan. Karena rawan, intervensi harus dilakukan, baik oleh guru maupun orang tua,” tegas Ganjar.

Alumnus UGM itu menuturkan, kultur bagaimana santri sangat menghormati kiai dan nyai dapat dijadikan contoh. Alih-alih berperilaku tidak sopan, santri justru dibudayakan untuk mencium tangan sang kiai saat bertemu.

“Kultur menurut saya juga berpengaruh. Santri itu nggak berani lihat wajah kiainya. Mereka jalan itu menunduk. Mereka cium tangan kiainya. Itu menunjukkan bahwa mereka punya kultur yang sangat menghormati,” contohnya.

Ganjar mengungkapkan, orang tua percaya jika guru mampu mendidik putera-puterinya menjadi pribadi yang disiplin. Ganjar pun menceritakan pengalamannya ketika duduk di bangku sekolah, di mana saat itu guru akan menegur siswanya jika kuku mereka kotor dan dibiarkan panjang.

“Orang tua itu menitipkan putra-putrinya ke sekolah karena percaya gurunya baik. Saya pernah wadhul ke Bapak saya, itu saya malah diseneni. Kowe mesti ora nggarap PR, tekamu telat. Disiplin yang dibangun itu yang dipercaya (oleh orang tua),” ceritanya.

Ganjar membeberkan, beberapa waktu terakhir pihaknya sengaja menjadi inspektur upacara di sejumlah SMA/ SMK di Kota Semarang untuk memperkuat kesadaran tentang arti penting pendidikan karakter di kalangan pelajar. Termasuk, mengetahui maunya para siswa.

“Kesimpulan saya, sementara anak-anak masih dalam track yang benar. Guru masih dalam track yang benar. Tetapi kasus bisa saja terjadi. Misalnya siswa tantang gurunya ngajak duel, bahkan ada yang mukuli gurunya sampai meninggal. Itu kita telusuri,” jelasnya.

Gubernur menambahkan, ketika ada pelajar yang terjerat pidana hukum, dia meminta pihak sekolah agar mengupayakan siswa tersebut bisa tetap menuntut ilmu, meskipun di balik jeruji penjara.

“Mereka hari ini melakukan tindak pidana, usianya masih sekolah, masuk penjara. Apa harus dipecat dari sekolah dan masa depan mereka habis? Atau kita rescue, kita tolong dia? Maka saya minta kepala sekolah dan guru BK-nya tengok anak itu. Kerja sama dengan kejaksaan dan kepolisian agar anak itu bisa bersekolah di dalam tahanan. Karena kalau tidak, jangan-jangan anak itu akan lebih parah di penjara dan keluar lebih jahat,” tambahnya.

Senada dengan Ganjar, salah seorang penelepon asal Kota Semarang, Zubaidi Ahmad memandang, pendidikan karakter yang disampaikan oleh orang tua sangatlah penting. Orang tua harus mampu terapkan prinsip Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani kepada putera-puterinya.

“Keberhasilan pendidikan itu kuncinya ada pada keluarga. Bapak ibu mesti bisa Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Orang tua harus bisa memberi contoh yang baik, memotivasi anak, dan Tut Wuri Handayani artinya orang tua harus berani ‘tapa’ atau prihatin dengan melakukan puasa Senin-Kamis, salat tahajud dan ibadah lainnya. Tanpa itu semua, saya kira sulit bagi kita untuk mendidik karakter anak sebaik-baiknya,” ujarnya.

 

Sumber: https://jatengprov.go.id/publik/keluarga-kunci-keberhasilan-pendidikan/