Rabu, 27 Juli 2011

Tema anak sehat untuk Hari Anak Nasional 2011


Tercatat 87 juta anak di Indonesia dan tiga juta diantaranya adalah pekerja anak.

Untuk memperingati Hari Anak Nasional Indonesia, Sabtu 23 Juli, pemerintah Indonesia menetapkan 'anak sehat' sebagai tema utama tahun 2011 ini. Namun agaknya masalah utama yang dihadapi oleh sejumlah anak Indonesia adalah kemiskinan yang justru menghambat akses mereka terhadap layanan kesehatan. Dan Ketua Perlindungan Anak Indonesia, KPAI, Maria Ulfah Ansor, menegaskan bahwa akses terhadap kesehatan itu justru menjadi salah satu sasaran.


"Anak Indonesia yang sehat itu artinya semua anak Indonesia harus mendapat akses layanan kesehatan dasar. Kemudian 84 juta anak Indonesia harus mendapatlan akses layanan pendidikan dasar di seluruh Indonesia," tuturnya kepada wartawan BBC Indonesia, Sigit Purnomo. KPAI yang dibentuk oleh pemerintah mengakui ada sejumlah kendala, antara lain komitmen pemerintah daerah yang rendah dalam mengimplementasikan kebijakan ramah anak. Otonomi daerah, menurut KPAI, telah membuat pemerintah pusat tidak bisa langsung mengintervensi kebijakan yang dijalankan pemerintah daerah.

Perkembangan terganggu
Alasan otonomi daerah tersebut tidak bisa diterima oleh Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. Menurutnya, pemerintah harus mengutamakan pemberantasan kemiskinan yang menghambat perkembangan anak-anak Indonesia.
"Anak-anak itu tumbuh berkembangnya akan terganggu, kecerdasannya juga akan terganggu, hak-hak lain yang seharusnya dimiliki akan terganggu dan terabaikan. Akibatnya secara luas, bangsa Indonesia akan kehilangan generasi yang baik," tambahnya. Data KPAI menyebutkan jumlah anak indonesia di bawah usia 18 tahun mencapai 87 juta anak dan tiga juta diantaranya adalah pekerja anak.
"Anak-anak itu tumbuh berkembangnya akan terganggu, kecerdasannya juga akan terganggu, hak-hak lain yang seharusnya dimiliki akan terganggu dan terabaikan" Arist Merdeka Sirait
Dari total pekerja anak, sebesar 13,5% menderita gizi buruk. Dua anak yang sehari-hari bekerja di jalanan -mengamen maupun menjadi joki di kawasan mobil tiga penumpang di Jakarta- mungkin menjadi contoh dari anak Indonesia yang masih dicengkeram kemiskinan. "Setiap harinya di jalanan, dari jam sepuluh sampai jam delapan malam. Dari tahun 2005," kata Andi, yang masih dalam usia sekolah.
Sementara Musa menjadi joki justru untuk mendukung pendidikan adiknya. "Ada tiga, semuanya mau sekolah, ya sudah saya yang mencari biaya," tuturnya.
Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia terhadap anak Indonesia, menurut Maria Ulfah Ansor, adalah anak yang ceria. "Anak Indonesia yang ceria artinya anak Indonesia yang sehat secara psikologis, secara psikis dan sosial, yang terbebas dari diskriminasi dan kekerasan," jelas Maria Ulfah. Jelas jika Andi dan Musa -yang menghabiskan waktunya di jalanan Jakarta- menjadi sasaran dari kebijakan anak di Indonesia walau tak ada jaminan mereka akan tersentuh.
Dari : http://www.bbc.co.uk/

Tidak ada komentar: